Mini Hilirisasi Kepiting Asap, Inovasi Mahasiswa UNEJ untuk Ekonomi Lokal Raja Ampat
- account_circle Masitha
- calendar_month 7 jam yang lalu
- visibility 9

Mini Hilirisasi Kepiting Asap, Inovasi Mahasiswa UNEJ untuk Ekonomi Lokal Raja Ampat (Foto: Ist)
JEMBER, jplusmedia.com – Mahasiswa Universitas Jember (UNEJ) kembali menorehkan kontribusi nyata melalui program KKN Kolaboratif 3T. Bertempat di Kampung Warimak, Distrik Tiplol Mayalibit, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya, tim mahasiswa lintas disiplin ini menggagas program penguatan ekonomi lokal melalui inovasi hilirisasi kepiting bakau.
Frenix Putri Ardella, mahasiswi Program Studi Hubungan Internasional yang mewakili tim, mengungkapkan bahwa wilayah pesisir seperti Warimak memiliki potensi besar dari sektor kelautan. Namun, selama ini hasil tangkapan seperti kepiting bakau hanya dijual mentah tanpa pengolahan lanjutan, sehingga nilai jualnya belum optimal.
“Kami melihat ada potensi besar yang belum tergarap. Kepiting bakau sangat melimpah, tapi belum dimaksimalkan dari sisi pengolahan dan pemasaran,” jelas Frenix.
Melalui program bertajuk mini hilirisasi, tim KKN tidak hanya mendorong budidaya kepiting, tetapi juga mengenalkan sistem pengolahan dengan metode pengasapan, pengemasan, hingga pelabelan produk. Metode pengasapan yang digunakan merupakan teknik tradisional yang terbukti efisien, ramah lingkungan, dan sesuai dengan kearifan lokal masyarakat setempat.
Tim KKN juga menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) produksi sederhana dan inklusif yang mudah dipahami warga. Selain pelatihan teknis, mereka memberikan pendampingan dalam membangun branding produk dan strategi pemasaran digital agar produk kepiting asap bisa merambah pasar wisata dan toko oleh-oleh.
“Kami tidak hanya ingin menciptakan produk, tapi juga membangun sistem yang bisa dijalankan berkelanjutan oleh warga. Mulai dari alat tangkap, pengolahan, sampai distribusi,” ungkap Frenix.
Namun, pengembangan ini tidak lepas dari tantangan. Keterbatasan alat tangkap seperti bubu, kurangnya pelatihan teknis, dan belum adanya standardisasi menjadi beberapa kendala yang dihadapi masyarakat. Di sinilah mahasiswa hadir sebagai penghubung dan fasilitator, mendampingi warga menyusun langkah konkret untuk mengatasi hambatan tersebut.
Upaya ini juga mendapatkan dukungan dari program TEKAD yang memberikan pelatihan manajerial, bantuan alat produksi, serta mendorong pola pikir kewirausahaan lokal. Kolaborasi ini memperkuat harapan bahwa inovasi hilirisasi kepiting asap bisa menjadi pondasi ekonomi baru bagi Warimak.
“Kami berharap produk ini bisa masuk ke pasar wisata dan menjadi ikon oleh-oleh khas Raja Ampat. Yang lebih penting lagi, warga bisa mandiri secara ekonomi dengan tetap menjaga kearifan lokal mereka,” tambah Frenix.
Tim KKN UNEJ berkomitmen untuk menjadikan program ini bukan sekadar kegiatan temporer, tetapi sebagai model pemberdayaan yang inklusif, berkelanjutan, dan dapat direplikasi di daerah lain. Sebuah langkah kecil dengan dampak besar dari mahasiswa untuk Indonesia timur.
- Penulis: Masitha
- Editor: Bambang