Mahasiswa KKN Ubah Daun Durian Jadi Teh Herbal Penurun Asam Urat
- account_circle Endang
- calendar_month Rab, 13 Agu 2025
- visibility 29

Mahasiswa KKN Ubah Daun Durian Jadi Teh Herbal Penurun Asam Urat (Foto: Ist)
BANYUWANGI, jplusmedia.com – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Tegalharjo, Kecamatan Glenmore, sukses menghadirkan inovasi produk kesehatan berbasis potensi lokal. Mereka meluncurkan teh herbal “THEDA” yang diharapkan mampu membantu penderita asam urat sekaligus membuka peluang usaha bagi masyarakat.
Inovasi ini lahir dari program utama bertajuk “Optimalisasi Potensi Lokal Daun Durian dalam Inovasi Teh Herbal sebagai Peluang Pengembangan UMKM”. Gagasan tersebut berangkat dari pengamatan lapangan, khususnya di Dusun Sidodadi dan Darungan, yang memiliki dua fakta menonjol: melimpahnya pohon durian yang daunnya belum dimanfaatkan, serta tingginya angka penderita asam urat berdasarkan data Puskesmas dan wawancara dengan warga.
“Kami melihat ada titik temu yang sempurna antara sumber daya alam yang melimpah dengan kebutuhan kesehatan masyarakat,” ujar Nilna, mahasiswa KKN dari FISIP.
Secara ilmiah, daun durian diketahui mengandung flavonoid dan tanin yang dapat menghambat enzim xantin oksidase, enzim yang berperan dalam pembentukan asam urat di dalam darah. Untuk meningkatkan khasiat dan cita rasa, tim KKN mencampurkan bahan pendukung seperti serai dan jahe dalam proses uji coba.
Puncak kegiatan ditandai dengan sosialisasi dan demonstrasi pembuatan THEDA di Dusun Darungan. Warga tidak hanya mendapatkan penjelasan manfaat dan kandungan daun durian, tetapi juga mempraktikkan langsung proses pengolahan, pengemasan, hingga strategi pemasaran.
“Dalam sosialisasi kali ini, masyarakat bisa praktik langsung mengenai step by step pengolahan THEDA,” jelas Nilna.
Agar berkelanjutan, tim KKN bekerja sama dengan kader Posyandu dan Karang Taruna untuk membentuk tim UMKM penggerak produksi dan distribusi THEDA.
“Output yang kami harapkan adalah peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat. Sehingga mereka tahu cara mengolah sesuatu yang tadinya dianggap limbah menjadi produk bernilai jual dan berkhasiat,” tambah Nilna.
- Penulis: Endang
- Editor: Bambang