Penutupan Jalur Gunung Gumitir Bikin Pedagang dan UMKM Resah, Pendapatan Anjlok
- account_circle Masitha
- calendar_month Kam, 24 Jul 2025
- visibility 17

Penutupan Jalur Gunung Gumitir Bikin Pedagang dan UMKM Resah, Pendapatan Anjlok (Foto: Ist)
JEMBER, jplusmedia.com – Penutupan total Jalur Gunung Gumitir di Kecamatan Silo, Jember, memicu keresahan para pedagang dan pelaku UMKM setempat. Jalan utama yang menghubungkan Jember dan Banyuwangi itu resmi ditutup hingga akhir September 2025 untuk proses perbaikan jalan ambles dan rusak berat.
Penutupan ini berdampak langsung terhadap aktivitas ekonomi warga yang bergantung pada lalu lintas kendaraan di kawasan tersebut.
“Saya biasa belanja sayur ke Kalibaru, Banyuwangi, karena harganya murah. Tapi sekarang sudah tidak bisa, bisnis saya sangat terganggu,” ujar Nastriasti, pedagang rujak di Kecamatan Silo.
Nastriasti mengaku pendapatannya menurun drastis karena sepinya kendaraan yang melintas. Ia berharap pemerintah memberi solusi bagi pelaku usaha kecil di sepanjang jalur terdampak.
Sementara itu, Dinas Perhubungan Jember dan PU Bina Marga Jawa Timur telah menetapkan jalur alternatif bagi pengendara yang menuju Banyuwangi, yaitu melalui Bondowoso – Situbondo – Banyuwangi.
“Jalur alternatif ini memang lebih jauh, tapi menjadi satu-satunya opsi selama perbaikan berlangsung,” kata Gatot Triyono, Pj Kepala Dinas Perhubungan Jember.
Namun, tidak semua pihak terdampak secara negatif. Samsul Arifin, Kepala SDN Tegalrejo 1 Mayang, justru menyambut positif penutupan jalur tersebut. Ia menilai kondisi lalu lintas yang lebih sepi membuat lingkungan sekolah lebih aman bagi siswa.
“Biasanya anak-anak harus ekstra hati-hati menyeberang. Sekarang bisa lebih aman naik becak atau jalan kaki ke sekolah,” ucap Samsul.
Penutupan jalur strategis Jember–Banyuwangi ini menunjukkan dampak beragam, mulai dari hambatan distribusi UMKM hingga keuntungan sisi keselamatan lalu lintas. Warga berharap proyek perbaikan rampung tepat waktu agar roda ekonomi bisa kembali berputar normal.
- Penulis: Masitha
- Editor: Fachriansyah